JAKARTA LAMA RIWAYAT MUASALMU

Napak Tilas Jejak-jejak Batavia Lama

Kota Batavia dibangun oleh Jan Pieterszoon Coen (dulu Batavia dibangun di dalam sebuah Kastil Batavia). Dalam peta kuno Batavia tahun 1627, terlihat bahwa mula-mula dibangun kota sebelah timur ciliwung (Oostervoorstad). Kemudian pengembangan kota diarahkan ke tepian barat Ciliwung (Westervoorstad).

Batavia: Kota Jiplakan Amsterdam

Dalam benak Jan Pieterszoon Coen melihat struktur dan lanskap Batavia yang rendah dan berawa-rawa seperti di negeri asalnya Nederland, ditambah dengan lokasi kota Amsterdam yang dialiri Sungai Amstel, Coen ingin mendirikan Kota Batavia yang menyerupai kota Amsterdam. Ambisi serta impian Coen ini didukung oleh fanatisme warga Belanda, yang bahkan sepertinya ingin memindahkan bulat-bulat Kota Amsterdam ke negeri timur, Batavia.

Sebagai Kota Jiplakan Amsterdam, Batavia dibangun berbentuk persegi panjang. Kota Batavia dibangun dengan rumusan segi empat lurus, sesuai dengan model Romawi. Dalam kurun waktu antara 1630-1650, pembangunan kota ini dilanjutkan. Dengan demikian, bentuk Kota Batavia pada 1650 telah mencakup seluruh kota, baik bagian timur maupun barat Ciliwung. Bentuk Kota Batavia mengambil contoh rancangan ilmuwan Balanda, Simon Stevin, yang menghasilkan sebuah kota berbentuk bujur sangkar pada setiap sisi oleh parit pertahanan luar kota (Stads Buiten Gragt) dan parit pertahanan dalam Kota (Stad Binnen Gragt). Sedangkan untuk keamanan dan pertahanan kota, pada 1634 seluruh tembok kota dilengkapi dengan Bastion atau benteng-benteng. Di dalam Bastion ini ditempati pasukan penjaga yang dilengkapi dengan meriam. Nama-nama Bastion atau kubu pertahanan kota yang dibangun meniru nama kota-kota propinsi yang ada di Nederland, tempat terdapatnya kantor-kantor dagang VOC. Perlu dicatat bahwa pada masa pemerintahan Coen, orang-orang Cina diperbolehkan tinggal di Batavia, mengingat keahlian mereka dalam hal berdagang (sektor ekonomi). Perlu digaris bawahi ternyata para ahli bangunan dan orang-orang Cina memiliki peranan penting terhadap pembangunan Kota Batavia ini. Mereka memiliki kedudukan penting di bidang perniagaan dan sebagai pemilik perusahaan. Bahkan pada zaman VOC, pemungutan pajak oleh VOC digadaikan kepada warga Cina ini.

Jan Pieterszoon Coen meninggal dunia pada 20 September 1629, pada saat terjadi penyerangan terhadap Kota Batavia yang dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram di bawah pimpinan Dipati Ukur. Coen Meninggal konon karena terserang kolera.

Untuk lebih mengenal kota asli Batavia yang di kelilingi oleh tembok dan parit pertahanan, mungkin perlu dilakukan suatu pelacakan intensif dan serius. Namun jika kita ingin melakukan napak tilas Kota Batavia tempo dulu, cukup dengan mengikuti sebuah Oud Batavia Tour (Tur Batavia Tua), yaitu dengan melihat sejumlah obyek wisata sejarah yang masih tersisa di dalam bekas kota asli Batavia lama. Namun, jika anda secara personal ingin menjadi turis sekaligus peneliti yang bermaksud melacak jejak-jejak Kota Batavia Lama, dianjurkan untuk membawa dua buah peta sekaligus. Pertama, peta kawasan Jakarta Kota saat ini yang dulu merupakan kawasan Kota Batavia dalam lingkaran tembok kota. Kedua, peta Batavia dari Van Der Parra tahun 1770. Peta Van Der Parra sangat bermanfaat, karena sebagian besar keterangan yang tercantum dalam peta tersebut sangat membantu dalam pelacakan jejak-jejak kota asli Batavia ini. Peta tersebut dijamin akan melambungkan ingatan dan pikiran kita akan Batavia, sebuah kota yang dikelilingi oleh tembok pertahanan kota, parit pertahanan dalam dan luar kota yang mengapit tembok pertahanan tadi, kota yang penuh terusan dan kanal, jalan-jalan yang saling memotong membentuk pola kotak-kotak, jembatan, bangunan-bangunan, bastion-bastion, pintu-pintu gerbang, Kastil Batavia dan berbagai hal lainnya yang memungkinkan kita memperoleh sejumlah catatan sejarah yang lebih akurat.

*Taken from Toko Merah, saksi kejayaan Batavia Lama di Tepian Muara Ciliwung: riwayat dan kisah para penghuninya by Thomas B. Ataladjar

0 komentar: